KEBUMEN – Songkok, yang sering disebut juga sebagai peci
atau kopiah merupakan sejenis topi tradisional bagi orang Melayu terutama di
Indonesia. Songkok yang juga dikenal dengan nama peci ini kemudian menjadi
bagian dari pakaian nasional, dan dipakai oleh orang beragama Islam.
Bagi kalangan orang Islam di Nusantara, songkok menjadi
pemakaian kepala yang resmi ketika menghadiri upacara-upacara resmi seperti
upacara perkawinan, salat Jumat, upacara keagamaan dan sewaktu menyambut Idul
Fitri dan Idul Adha. Songkok juga dipakai sebagai pelengkap baju adat Melayu
yang dipakai untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu.
Di Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah juga terdapat sentra industri
Penyuplai dan Produsen songkok terbesar setelah Gresik. Tepatnya pada Desa
Bandung Sruni yang terletak tidak jauh dari pusat Kabupaten Kebumen.
Terlihat hampir seluruh penduduk Desa Bandung dari anak –
anak sampai orang dewasa menggunakan Songkok dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Dan di Desa tersebut juga terdapat Pondok Pesantren yang
ikut serta menunjang produksi Songkok, Pondok Pesantren tersebut memberikan
waktu khusus untuk remaja dan anggota Pesantren untuk bekerja disekitar rumah
warga untuk membuat Songkok.
Hampir seluruh penduduk Desa Bandung berprofesi sebagai
pembuat Songkok, seperti Songkok buatan Syarif Hidayat yang sudah mulai
menekuni industri Songkok dari tahun 2010.
Songkok buatan Syarif sudah tersebar secara Nasional dan
masih akan dikembangkan agar bisa mengekspor ke luar negeri.
Rata – rata perharinya songkok buatan Syarif laku sebanyak
10 kodi atau 200 buah Songkok. yang tersebar hingga luar pulau Jawa.
Proses pembuatan satu Songkok hanya membutuhkan waktu 10
menit, dari pemotongan bahan sampai penjahitan. Pertama yang dilakukan adalah
Ngrimbas atau mengukur tinggi dan lebar Songkok, lalu memasang label merk
dengan menjahitnya. Kedua membentuk pinggiran Songkok dan atasnya kemudian
disambungkan dengan cara dijahit, selanjutnya memasang blustru badan dan
terakhir Ngesum ato menjahit secara manual untuk merapikan potongan kain dengan
blustru.
Pada tempat Pembuatan Syarif Hidayat hanya beberapa pegawai
yang dipekerjakan dari anggota Pondok Pesantren, selebihnya Songkok dibuat di
Rumah-rumah warga sekitar dengan bahan-bahan yang sudah disediakan Syarif untuk
dibawa pulang ke rumah.
Untuk beberapa bahan, syarif masih mengambil dari Kota
Gresik yang sudah terlebih dahulu menjadi sentra pembuatan Songkok Nasional.
Dalam sentra ini, Syarif dan warga Desa Bandung Sruni
berharap Pemerintah juga berperan aktif untuk membantu meningkatkan produksi
dan pemasarannya agar perekonomian di Kabupaten Kebumen dapat meningkat dan
mempunyai kebanggaan tersendiri sebagai daerah penghasil Songkok yang
berkualitas Nasional, seperti dalam hal perbaikan sarana dan prasarana.
(Handry Prasodjo)